Jumat, 20 Maret 2015

Curhatku paman

Setetes air mata jatuh membasahi pipiku. Mengalirkan setiap luka yang tengah ku rasakan.
" huhuhu. Aku harus gimana?" gumamku pelan. Isak tangisku kian mengeras saat rintik hujan turut menemani kegundahanku . Bibirku kian membiru tatkala air hujan menerjang tubuhku. Dulu saat seperti ini ada paman yg memelukku,ada paman yg akan menasehatiku,ada paman yg baik hati memarahiku. Namun sekarang hanya tas mungil yang dapat dipelukku. Dengan segenap kekuatan yang aku miliki , aku bangkit dan mulai berlari kewarung kecil yang berada tidak jauh dari tempatku jatuh.
" ya Allah Amel ,kamu kenapa nak?" ucap ibu ima yang kebetulan mengenalku terkejut melihat aku basah kuyup.
"mau pulang kehujanan bu" jawabku serak . Tubuhku menggil kedinginan saat angin berhembus kearahku.
" kamu dari mana nak?" tanya ibu ima halus
" dari rumah terakhir paman bu"jawabku pelan
" kenapa tidak bawa payung nak? Nanti kamu sakit. ya sudah ibu buatkan teh sebentar" matanya memandang sendu kearahku.
Aku terharu melihat kepedulian ibu Ima padaku. Padahal ibu dan ayahku jarang melakukan itu. Tak lama kemudian ibu Ima datang membawa secangkir teh untukku.
"ini tehnya. Habiskan nak amel. Kali ini gratis.ibu kebelakang dulu nak" pamit ibu Ima tersenyum lembut
"iya ibu terimakasih" ucapku pelan dan segera meminum teh buatan ibu Ima. Hangatnya teh itu menjalar ketubuhku.
Aku ambil diary kecil dari tasku. Aku tersenyum kecil. Alhamdulillah ngga basah :) dan akupun larut dalam tulisanku

Dear paman..
Apa kabar paman? Baru beberapa menit yang lalu aku kerumahmu paman ya bisa dibilang tempat peristirahatan terakhirmu. Banyak sekali rumput liar yg tumbuh. Maaf paman ,amel jarang kesitu. Tapi tenang paman sekarang sudah bersih kok. Paman amel sedih . Disininya sakit banget bukan fisik sih tapi hati paman. Baru juga amel sayang sama dia. Tapi dia.. Hiks padahal amel sering ketiduran cuma buat nunggu sms dari dia tapi apa ngga ada sms nya paman. Sakit banget . Paman pasti ngeliat dari sana kan? Paman bakal maraìn Amel ya? Paman Amel mau tanya sama dia sebenernya ayah sama ibunya kemana sampe-sampe dia bilang kalo dia kehilangan kasih sayang ayahnya. Amel takut nyinggung perasaan dia paman. Amel bukan siapa-siapa dia . Walaupun dia bilang sayang sama Amel tapi dia ngga ngasih kepastian sama Amel. Salah ngga ya Amel nunggu dia paman? Paman amel sayang dia apa ada paman. Dia sakit tapi Amel ngga bisa ngapangapain Amel cuma bisa berdo'a dari sini paman. Kayaknya emang amel ngga ada artinya ya buat dia paman?? Akhirnya juga amel nangis lagi. Cengeng ya paman? Ini curhatku paman.
Ya Allah semoga pamanku tenang dialam sama dan mendapat tempat yang layak disisimu. Aminn

ku tutub buku diary ku. Walau tidak ada yang menjawab pertanyaanku,setidaknya hatiku sedikit lega.
"ibu terimakasih teh nya. Aku pulang dulu" ucapku keras
perlahan aku meninggalkan warung kecil bu Ima dan berlari menerobos hujan.
" ya Allah jika dia yang terbaik untuk hamba. Dekatkan lah dia . Tapi jika tidak , biarkan hati hamba menjauh darinya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar