Curhatku paman
Setetes air mata jatuh membasahi pipiku. Mengalirkan setiap luka yang tengah ku rasakan.
"
huhuhu. Aku harus gimana?" gumamku pelan. Isak tangisku kian mengeras
saat rintik hujan turut menemani kegundahanku . Bibirku kian membiru
tatkala air hujan menerjang tubuhku. Dulu saat seperti ini ada paman yg
memelukku,ada paman yg akan menasehatiku,ada paman yg baik hati
memarahiku. Namun sekarang hanya tas mungil yang dapat dipelukku. Dengan
segenap kekuatan yang aku miliki , aku bangkit dan mulai berlari
kewarung kecil yang berada tidak jauh dari tempatku jatuh.
" ya Allah Amel ,kamu kenapa nak?" ucap ibu ima yang kebetulan mengenalku terkejut melihat aku basah kuyup.
"mau pulang kehujanan bu" jawabku serak . Tubuhku menggil kedinginan saat angin berhembus kearahku.
" kamu dari mana nak?" tanya ibu ima halus
" dari rumah terakhir paman bu"jawabku pelan
" kenapa tidak bawa payung nak? Nanti kamu sakit. ya sudah ibu buatkan teh sebentar" matanya memandang sendu kearahku.
Aku
terharu melihat kepedulian ibu Ima padaku. Padahal ibu dan ayahku
jarang melakukan itu. Tak lama kemudian ibu Ima datang membawa secangkir
teh untukku.
"ini tehnya. Habiskan nak amel. Kali ini gratis.ibu kebelakang dulu nak" pamit ibu Ima tersenyum lembut
"iya ibu terimakasih" ucapku pelan dan segera meminum teh buatan ibu Ima. Hangatnya teh itu menjalar ketubuhku.
Aku ambil diary kecil dari tasku. Aku tersenyum kecil. Alhamdulillah ngga basah :) dan akupun larut dalam tulisanku
Dear paman..
Apa
kabar paman? Baru beberapa menit yang lalu aku kerumahmu paman ya bisa
dibilang tempat peristirahatan terakhirmu. Banyak sekali rumput liar yg
tumbuh. Maaf paman ,amel jarang kesitu. Tapi tenang paman sekarang sudah
bersih kok. Paman amel sedih . Disininya sakit banget bukan fisik sih
tapi hati paman. Baru juga amel sayang sama dia. Tapi dia.. Hiks padahal
amel sering ketiduran cuma buat nunggu sms dari dia tapi apa ngga ada
sms nya paman. Sakit banget . Paman pasti ngeliat dari sana kan? Paman
bakal maraìn Amel ya? Paman Amel mau tanya sama dia sebenernya ayah sama
ibunya kemana sampe-sampe dia bilang kalo dia kehilangan kasih sayang
ayahnya. Amel takut nyinggung perasaan dia paman. Amel bukan siapa-siapa
dia . Walaupun dia bilang sayang sama Amel tapi dia ngga ngasih
kepastian sama Amel. Salah ngga ya Amel nunggu dia paman? Paman amel
sayang dia apa ada paman. Dia sakit tapi Amel ngga bisa ngapangapain
Amel cuma bisa berdo'a dari sini paman. Kayaknya emang amel ngga ada
artinya ya buat dia paman?? Akhirnya juga amel nangis lagi. Cengeng ya
paman? Ini curhatku paman.
Ya Allah semoga pamanku tenang dialam sama dan mendapat tempat yang layak disisimu. Aminn
ku tutub buku diary ku. Walau tidak ada yang menjawab pertanyaanku,setidaknya hatiku sedikit lega.
"ibu terimakasih teh nya. Aku pulang dulu" ucapku keras
perlahan aku meninggalkan warung kecil bu Ima dan berlari menerobos hujan.
" ya Allah jika dia yang terbaik untuk hamba. Dekatkan lah dia . Tapi jika tidak , biarkan hati hamba menjauh darinya."